Testimoni

Hari Koperasi ke-74, Apa Kabar Kalian?

Ikut Jadi Pendiri Koperasi Syariah BMT Insan Mulia

Oleh: Anton Da Karola (Pemerhati Sosial Politik)

Sembari membaca-baca berita tentang Hari Koperasi ke-74 yang diperingati setiap 12 Juli, saya coba mengingat-ingat memori tentang awal pembentukan koperasi syariah di Palembang. Nyaris hanya sedikit yang tersisa karena memang masih masa transisi dari offline ke online dalam rentang tahun 2008 dan seterusnya. Bahkan, saya kadang lupa kalau termasuk pendiri Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) Insan Mulia yang otomatis jadi anggota.

Harian Republika, Senin (12/7/2021) halaman 10 memuat judul “Koperasi Ditarget Sumbang PDB 5,5 Persen pada 2024” dengan kontribusi koperasi saat ini terhadap perekonomian nasional tercatat baru mencapai 5,1 persen. Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Arif Rahman Hakim menuturkan, rendahnya kontribusi koperasi itu membuat koperasi belum sepenuhnya menjadi pilihan utama kelembagaan ekonomi masyarakat. Padahal, koperasi memiliki potensi besar untuk meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, selain meningkatkan ekonomi anggota.

Harian Tribun Sumsel, Selasa (13/7/2021) halaman 2 memuat judul “Teten Kembangkan 500 Koperasi Modern”. Hasil dari liputan acara Peringatan Hari Koperasi Nasional (Harkopnas) secara virtual. Dari judulnya, pasti memuat kebijakan pemerintah tentang kemudahan, perlindungan, pemberdayaan bagi koperasi dan UMKM di masa pandemi Covid-19.

Harian Kompas sudah memuat berita jelang Harkopnas sejak Ahad (11/7/2021), mulai dari infografik halaman 4, “Tantangan Transformasi Koperasi di Era Digital” hingga wawancara khusus dengan Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, Senin (12/7/2021) halaman 1.

Tapi, yang paling menarik adalah judul “Berbagai Tantangan Hadang Koperasi” masih di halaman 1. Disini, dijelaskan kasus-kasus yang muncul terkait koperasi simpan pinjam (KSP), seperti gagal bayar. “Ada koperasi yang menyimpang, kurang mematuhi regulasi, tidak menjalankan rapat anggota tahunan (RAT) dan menginvestasikan modal anggota secara salah hingga gagal bayar,” tutur Teten.

Oiya, beberapa kali RAT BMT Insan Mulia saya datang, itu pun karena sekalian mendokumentasikan acara. Sejak pertama didirikan, manajer BMT selalu datang silih berganti, lokasinya pun seingat saya sudah enam kali berpindah-pindah. Pada pertemuan RAT terakhir, Ahad (7/3/2021) di Hotel Grand Malaka saya mengkritisi tentang peran BMT selain sebagai lembaga ekonomi namun juga pendidikan bagi masyarakat.

Kasus-kasus akibat pinjaman online (pinjol) mulai menyeruak dan menjadi perhatian, kemudahan mengakses aplikasi pinjol membuat masyarakat tidak berpikir panjang dan terjerat rentenir gaya baru sehingga membuat celaka bukan hanya peminjam namun keluarga hingga teman-temannya. Disinilah seharusnya BMT berperan dalam mengedukasi masyarakat.

Show More

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button